Powered By Blogger

Translate

Sabtu, 26 April 2014

Sejuta Koin untuk Perbaiki Jalan Rusak Sumedang

Sejuta Koin untuk Perbaiki Jalan Rusak Sumedang
Tribun Jabart/Std
Aliansi Mahasiswa Sumedang, menggelar aksi pengumpulan satu juta koin untuk perbaikan jalan yang rusak parah,
- Aliansi Mahasiswa Sumedang, menggelar aksi pengumpulan satu juta koin untuk perbaikan jalan yang rusak parah, Minggu (30/3/2014).

Pengumpulan satu juta koin itu, dilakukan para mahasiswa di bunderan Dano yang kondisi jalannya sudah rusak berat.
Mereka membawa dus kecil sebagai wadah sumbangan koin yang bertuliskan "ngumpulkan sajuta coin kanggo jalan Sumedang yang langkung sae menyodorkan dus ke kendaraan yang lewat."
"Warga sudah kesal melihat kondisi jalan di Sumedang yang rusak parah. Alam dieksplotasi besar-besar tapi infrastruktur jalan tidak diperhatikan," kata Daryanti salah seorang mahasiswa saat aksi.
Menurut mereka, penggalian pasir dan batu di Sumedang langsung diangkut dari lokasi penggalian dengan truk besar. "Seharusnya ada tempat transit khusus bagi truk pengangkut pasai yang disesuaikan dengan kapasitas tonase jalan," katanya.
Akibat infrastruktur jalan yang rusak maka Sumedang sekarang menjadi macet, sering terjadi kecelakaan dan juga polusi udara. "Pemerintah seperti lepas tanggungjawab," kata Indra salah seorang mahasiswa.
Disebutkan, kerusakan jalan karena banyaknya kendaraan berat yang melebihi tonase tapi dibiarkan tanpa ditindak dan dilarang.
"Kapasitas jalan tidak sesuai dengan tonase kendaraan dan seharusnya jembatan timbang betul-betul difungsikan sehingga tidak ada kendaraan yang lewat melebihi beban jalan," katanya.
Kerusakan jalan akan terus terjadi selama kendaran besar yang mengangkut batubara sampai pasir dan batu dengan tonase 40 ton dibiarkan masuk jalan.
Akibatnya, jalan negara mulai dari Kadipaten, Majalengka sampai Jatinangor sepanjang 63 km rusak.
"Ketika Presiden SBY ke Sumedang, jalan ini menjadi baik dan ditambal dalam semalan dan menjadi mulus tapi mengapa untuk rakyat yang memilih presiden jalan ini tak diperbaiki," katanya. (std)

Peringatan Hari Jadi Sumedang Diisi Berbagai Kegiata

SUMEDANG, (PRLM).-Peringatan Hari Jadi Kab. Sumedang yang ke-436 tahun 2014, akan diisi dan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut, diantaranya nikah massal sebanyak 436 pasangan, pendaftaran BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), stan pameran pembangunan dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah), tablig akbar dan panggung hiburan rakyat.
“Tema Hari Jadi Kab. Sumedang tahun ini, yakni ‘Sumedang Sehat’,” kata Ketua Panitia Hari Jadi Kab. Sumedang yang ke- 436 tahun 2014, Dr. Hilman Taufik di RSUD Kab. Sumedang, Jumat (11/4/2014).
Ia yang juga menjabat Direktur RSUD Sumedang mengatakan, acara nikah massal sebanyak 436 pasangan itu, disesuaikan HUT Sumedang tahun ini yang menginjak ke-436 tahun.
Para pesertanya, selain pasangan yang belum menikah, juga pasutri (pasangan suami istri) yang belum memiliki surat nikah. “Kegiatan ini untuk membantu masyarakat yang tak punya biaya untuk menikah sehingga kami fasilitasi melalui nikah massal ini,” tutur Hilman.
Selain itu juga, kata dia, sehubungan tema hari jadi “Sumedang Sehat” sehingga panitia akan membuat stan khusus yang melayani pendaftaran BPJS JKN.
Di stan itu akan dihadirkan salah satu bank pelaksana BPJS sehingga pendaftarannya bisa langsung selesai di tempat. “Kita berikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses BPJS JKN,” ucapnya.
Hilman mengatakan, acara yang tak kalah menarik termasuk salah satu ciri khas hari jadi tahun ini, yakni lomba “Desaign Visualisasi Sejarah Singkat Kab. Sumedang”. Lomba tersebut berhadiah uang tunai Rp 5 juta. Pendaftarannya sampai tanggal 17 April nanti.
“Jadi, saat membacakan sejarah singkat Kab. Sumedang dalam sidang paripurna di gedung DPRD, akan dibarengi tayangan visualisasi sejarah singkat Kab. Sumedang. Sebelumnya, tidak begitu. Nah, baru tahun ini kami akan menayangkan visualisasi sejarah singkat Kab. Sumedang,” tuturnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, kegiatan lainnya yakni lomba desaign batik kasumedangan. Meski gambar batik kasumedangan sudah ditetapkan oleh bupati yakni gambar kujang buhun dan cadas pangeran, namun yang dilombakan pembuatan motif dan coraknya. Bagi pemenang, motif atau corak batik kasumedangannya akan mendapatkan hak paten melalui SK Bupati.
“Ada lagi lomba lainnya, yakni lomba kebersihan di lingkungan RT dan RW berhadiah Rp 10 juta. Di tambah lagi kegiatan sosial lainnya, seperti santunan anak yatim, orang jompo dan sunatan massal. Guna memeriahkan hari jadi ini, akan ada upacara adat serta panggung hiburan rakyat,” ujarnya. (A-67/A-89)***

Jalan di Sumedang Macet Parah

ADANG JUKARDI/"PRLM"
ADANG JUKARDI/"PRLM"
KEMACETAN parah di Jalan Raya Bandung-Cirebon, dari Jatinangor hingga Sumedang Kota, Jumat (18/4/2014).*
SUMEDANG, (PRLM).- Arus lalu lintas di Jalan Raya Bandung- Cirebon dari Jatinangor hingga Sumedang, dalam tiga hari terakhir ini mengalami kemacetan parah.
Kemacetan tersebut terjadi di dua arah, baik dari arah Bandung maupun arah Cirebon dengan antrean kendaraan.hingga beberapa kilometer. Akibat kemacetan tersebut, menyebabkan jarak tempuh dari Sumedang ke Jatinangor rata-rata 3-4 jam dari kondisi normal satu jam.
Kemacetan kendaraan itu, dampak kerusakan jalan yang sangat parah di beberapa titik, seperti di Jalan Cadas Pangeran di Kec. Pamulihan dan di Jalan Ciherang, Kec. Sumedang Selatan.
Bahkan ketika terjadi kemacetan parah Rabu (16/4/2014) malam, sempat tersiar kabar bahwa kemacetan itu akibat terjadi longsor di Jalan Cadas Pangeran yang menimbun dua mobil.
Ternyata, kabar tersebut hanya isu belaka. Informasi longsor di Cadas Pangeran, langsung dibantah oleh Kasat Lantas Polres Sumedang, Ajun Komisaris Wahyo.
Ia mengatakan, kemacetan kendaraan itu bukan karena terjadi longsor di Cadas Pangeran, melainkan dampak kerusakan jalan di beberapa titik, salah satunya Ciherang, Kec. Sumedang Selatan.
“Informasi longsor di Cadas Pangeran apalagi sampai menimbun dua mobil itu, isu belaka yang menyesatkan. Kami sudah mengecek sampai bolak-balik ke Cadas Pangeran, nyatanya tidak ada longsor. Ada pun terjadinya kemacetan kendaraan, dampak dari jalan rusak terutama di Ciherang, Kec. Sumedang Selatan” kata Wahyo saat dihubungi melalui telefon, Jumat (18/4/2014)
Pantauan “PRLM”, kemacetan kendaraan terjadi mulai Jatinangor tepatnya di belokan kampus Unpad hingga di depan Pasar Tanjungsari.
Kemacetannya hanya satu jalur, yakni di jalur kiri dari arah Jatinagor menuju Sumedang. Namun, kemacetannya lebih disebabkan banyaknya persimpangan jalan, seperti di depan Pasar Tanjungsari dan Alun-alun Kecamatan Tanjungsari. Arus kendaraan terlihat padat merayap.
Kemacetan kendaraan dari arah Jatinangor ke Sumedang, terjadi lagi dari Jalan Simpang, Kec. Pamulihan hingga Ciherang, Kec. Sumedang Selatan.
Kemacetan tersebut, dampak kerusakan jalan di daerah Ciherang. Selain banyak lubang yang dalam, juga banyak lapisan aspalnya yang terkelupas sehingga permukaan jalannya bergelombang.
Kondisi itu membuat petugas Satlantas Polres Sumedang atas inisyiatif sendiri menguruk lubang jalan tersebut dengan sirtu (pasir dan batu). Saat pengurukan, petugas melakukan tutup buka arus lalu lintas dari dua arah.
Kendati pengurukan jalan tersebut upaya positif, namun pengaruh tutup buka arus kendaraan ikut menambah parah kemacetan. Arus kendaraan dari arah sebaliknya yakni dari arah Sumedang menuju Jatinangor pun mengalami kemacetan. Kemacetan mulai dari depan patung kuda di dearah Pasanggrahan Baru hingga Ciherang sepanjang 3 km.
Menurut Wakanit Patwal Polres Sumedang, Ajun Inspektur Satu Endar ketika mengawasi pengurukan jalan di Ciherang, pengurukan jalan rusak di Ciherang, Kec. Sumedang Selatan itu, atas inisyiatif kepolisian.
Sebab, kerusakan jalannya dinilai sangat parah. Selain bisa menyebabkan truk mogok bahkan sampai patah as roda belakang, juga bisa mengundang kecelakaan kendaraan.
“Dari pada tidak ada sama sekali upaya perbaikan jalan, untuk sementara kami ratakan jalan yang berlubang ini dengan urukan sirtu. Memang saat pengurukan jalan terjadi kepadatan kendaraan, tapi hanya beberapa saat saja. Kemacetan paran ini akibat banyak jalan yang rusak,” kata Endar.
Lebih jauh ia mengatakan, kemacetan kendaraan di Jalan Raya Bandung-Cirebon dari Tanjungsari sampai Sumedang itu, secara umum dampak dari kerusakan jalan.
Akibat jalan rusak, truk-truk besar saling rebutan jalan yang mulus. Mengingat jalan rusak sebagian besar berada di lajur kiri dari arah Sumedang, sehingga banyak truk-truk besar bermuatan berat “mencuri” jalan mulus di lajur kanan jalan.
Akibatnya, arus kendaraan dari arah Jatinangor tertahan hingga menyebabkan antrean kendaraan cukup panjang dan lama, termasuk di Cadas Pangeran
“Karena jalan rusak, laju kendaraan terutama truk-truk besar mengalami perlambatan hingga akhirnya menyebabkan kemacetan dan kepadatan kendaraan,” ujar Endar. (A-67/A-89)***

Jumat, 25 April 2014

Jalan Terputus Longsor

GEMPURAN bencana tanah longsor juga mendera di beberapa ruas jalan. Sehingga akibat longsor itu beberapa ruas jalan sempat tertutup bagi arus lalu lintas.
            Ruas jalan provinsi yang menghubungkan Sumedang-Situraja-Wado-Malangbong-Garut longsor di Kampung Tegalkalong, Kelurahan Kota Kaler, Kecamatan Sumedang Utara. Akibat longsor itu Jalan Sebelas April  yang cukup padat kendaraan ini menggunakan sistem buka tutup.
            Warga setempat memasang penghalang dengan menggunakan drum dan tali plastik serta memberi tanda hahaya tanah longsor. Longsor terjadi persis di jalan yang menurun sebelum jembatan Sungai Cipeles.
Longsor ini menggerus bahu jalan dan trotoar. Longsoran ini sepanjang 15 meter dengan ketinggian 25 meter dari Sungai Cipeles yang mengalir di bawahnya.
            Longsoran ini juga mengancam beberapa rumah di Kampung Tegalkalong dan disebrang jalan yang masuk kampung Tegalsari, Kelurahan Talun. Kemungkinan akan terjadi lagi longsor susulan karena di lokasi longsoran itu terliaht ada bebraap retakan. Apalagi ruas jalan ini dipakai terus sehingga menimbulkan getaran. Saat kendaraan lewat juga terasa ada getaran dan menjatihkan tanah di tebing yang berdiri hampir tegak lurus ini.
            Jalan Sukamantri, Tanjungkerta menuju Jingkang-Surian- Indramayu tertimbun longsor di blok Amis, Desa Kamal, Kecamatan Tanjungmedar. Arus lalu lintas Tanjungkerta-Surian yang juga jalur alternatif Sumedang-Indramayu itu baru lancar setelah hampir enam jam petugas menyingkirkan material.
            Longsor terjadi setelah bukit setinggi 25 meter ambruk dan menimbun jalan sepanjang 30 meter. Saat longsor terjadi pohon mahoni besar juga tumbang. Kondisi tanah di Kecamatan Tanjungmedar sendiri memang rawan bencana alam. Catatan kecamatan dari 7.200 hektare luas kecamatan, 4.000 hektare diantaranya berpotensi bencana. “Tanah di Tanjungmedar ini rawan bencana karena ada pergerakan tanah. Lokasi longsor yang sekarang saja sebelumnya tanahnya amblas,” kata Tono Suhartono Camat Tanjungmedar.
            Longsor juga terjadi di jalan Desa Cipeles, Kecamatan Tomo menuju Cicarimanah, Kecamatan Situraja juga longsor dan memutuskan arus lintas menuju dua desa di dua kecamatan itu. Longsor terjadi di blok Babakan, Desa Cipeles dan berbatasan dengan Desa Cicarimanah, Kecamatan Situraja. Longsoran di jalan perbatasan kedua itu mencapai 100 meter.
========================================

Sesuai Kemampuan Keuangan


PANSUS jalan tol menyetujui MoU yang dilakukan Pemkab Sumedang. Berikut ini petikan laporan Pansu yang disampaikan oleh sekretaris Pansus drg Rahmat Juliadi.


PANSUS DPRD telah melakukan pembahasan untuk menelaah dan mengkaji kesepakatan bersama antara Pemprov Jawa Barat, Pemkab Bandung, Sumedang dan Majalengka tentang pembiayaan untuk pengadaan lahan  pembangunan jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu).


            Pansus juga telah melakukan dnegan pendapat dengan tim eksekutif IPDN, Perhutani dan BPN. Pertemuan itu dimaksudkan untuk mengetahui latar belakang proses yang dilakukan, serta langkah-langkah yang telah dilakukan oleh eksekutif serta konsekwensi adanva kesepakatan bersama antara Pemprov Jabar, Pemkab Bandung, Sumedang dan Majalengka.
            Pansus juga meminta tanggapan dan kesiapan IPDN serta Perhutani mengenai rencana pembangunan jalan tol Cisumdawu.
            Langkah konsultasi juga dilakukan Pansus dengan tim Departemen PU di Jakarta. Pansus mempertanyakan kelanjutan dari rencana pembangunan jalan tol Cisumdawu, serta untuk mengentahui program yang akan dilaksanakan pada tahun 2008. Ditanyakan juga kesiapaan anggaran yang telah dialokasikan oleh Departemen PU dalam rangka percepatan pembangunan jalan tol Cisumdawu. Sampai untuk mengetahui mekanismee yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembebassan lahan.
            Langkah konsultasi juga dilakukan dengan Bappeda Provinsi Jawa Barat. Ini, dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai latar belakang, konsekwensi terhadapat kesiapan anggaran masing-masing kabupaten dengan adanya kesepakatan bersama, serta kesiapan Pemprov dalam mendorong percepatan rencana pembangunan jalan tol Cisumdawu.
            Konsultasi dengan Depdagri dilakukan untuk mengetahui perkembangan usulan Pemkab Sumedang, mengenai permohonan ijin dan pelimpahan sebagian lahan IPDN yang akan digunakan trase tol. Serta untuk mengetahui berbagai ketentuan yang digunakan dalam pelaksanaan pembebasan lahan.
            Study komparatif juga dilakukan ke Bappeda Provinsi Jateng untuk mengetahui peran serta Pemprov dan kabupaten kota di Jawa Tengah dalam proses percepatan dan keterlibatan dalam pembangunan jalan tol Semarang-Solo.
            Dari hasil konsultasi itu dilakukan pembahasan oleh Pansus. Rencana pembangunan jalan jol Cisumdawu saat ini dalam proses tender investasi dan direncanakan selesai Oktober 2008. Untuk mempercepat pembangunan jalan tol Pemerintah Pusat melalui Departemen PU pada tahun 2008 telah mengalokasikan anggaran untuk pengadaan lahan yang diproyeksikan untuk segmen Cileunyi-Tanjungsari sepanjang 10 km. Sehingga pada tahun 2009 proses pembangunan kontruksi dapat dilaksanakan.
            Dalam merealisasikan pembangunan jalan tol Cisumdawu, pemerintah pusat menghendaki adanva peran serta pemerintah daerah dalam pengadaan lahan seperti telah dilakukan pada beberapa lokasi pembangunan jalan tol Semarang-Solo.
Peran antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam penyedian lahan bagi pembangunan jalan tol ini dengan komposisi masing-masing 50 persen.
Beban pemerintah daerah dibagi bersama antara Pemprov Jabar, Pemkab Bandung, Sumesdang dan Majalengka.
            Khusus untuk Sumedang peran serta dalam pembangunan jalan tol Cisumdawu berupa penyediaan lahan yang ini dimiliki IPDN dan Perhutani melalui proses permohonan pelimpahan kepada Pemerintah daerah.
            Setelah melakukan beberapa kegiatan dan melakukan pembahasan sebagaimana telah disampaikan, Pansus memahami langkah yang telah diambil oleh eksekutif dengan ikut serta dalam MoU pembiayaan untuk penyediaan lahan pembangunan jalan to Cisumdawu kesepakatan bersama ini sangat penting artinya bagi kelangsungan dan keberlanjutan program pembangunan jalan tol
            Mengingat hal tersebut merupakan salah satu upaya dan langkah terobosan pembangunan jalan tol yang sampai sekarang mengalami hambatan karena kurang feasible dari aspek finansial. Persetujuan DPRD atas nota kesepakatan bersama menjadi faktor yang cukup menentukan bagi terealisasinya pembangunan jalan tol Cisumdawu.
            Berdasarkau pertimbangan dan kajian yang mendalam dilakukan Pansus pada akhirnya berkesimpulan MoU yang menyangkut pasal 4 butir 2 dan 3 cukup relevan dengan situasi dan kemampuan daerah sebagai bahan pengambilan keputusan. Berkaitan dengan itu pansus merekomendasikan MoU itu untuk dapat disetujui dengan beberapa catatan:

1.     Kompensasi pembiayaan untuk pengadaan tanah jalan tol dalam bentuk tukar guling penganti lahan IPDN dan Perhutani tidak dilakukan dengan aset pemerintah daerah yang sudah terdaftar dalam neraca daerah.
2.     Ruislag pengganti lahan IPDN dan Perhutani diharapkan dilakukan melalui pelimpahan atau penyerahan aset berupa tanah negara yang ada diwilah kabupaten Sumedang kepada Pemkab Sumedang untuk kemudian dijadikan konpensasi pembiayaan pengadaan tanah jalan tol.
3.     Melakukan  kerjasama dan koordinasi baik dengan Pemprov Jabar maupun pemerintah pusat,atau Depdagri dan Departemen Kehutanan untuk mendorong pelimpahan lahan milik IPDN dan Perhutani ke Pemkab Sumedang.
4.     Pelimpahan atau penyerahan aset pemerintah dalam bentuk tanah di wilayah Kabupaten Sumedang kepeda Pemkab Sumedang diharapkan tanah negara bebas yang bekum dimohon oleh masyarakat untuk diredis dan tidak dikuasai pihak lain serta dalam penentuan lahan yang dilimpahkan dapat memenuhi ketentuan perundangan-undangan yang mengatur tentang hutan.
5.     Dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan yang mengatur tentang pengelolaan jalan tol kompensasi pembiayaan dalam bentuk ruislag sebagaimana tersebut diatas agar menjadi bagian dari penyertaan modal daerah Kabupaten Sumedang dalam pengelolaan jalan tol oleh Jasa sarana.
6.     Dalam pelaksanaan pembebasan lahan kami mengharapkan adanya pengawasan secara bersamama-sama antara eksekutif dan legislatif terhadap penyimpangan dilapangan sehingga tidak ada aktifitas yang merugikan masyarakat dan meughambat proses pembangunan

Jumat, 18 April 2014

 cara membuat parabola sederhana
Permasalahan yang sangat umum, yang kita alami bersama. Masalah koneksi adalah masalah yang sangat kompleks, rumit dan membawa dampak terhadap kondisi kejiwaan penggunanya :D wkwkwk, Koneksi bisa menyebabkan steres yang berkepanjangan apabila tiba2 internet lambat saat dibutuhkan. Bahkan juga menggangu kejiwaan karena marah yang berkepanjangan, :D. Kayaknya serem banget, baiklah  setelah saya lama browsing2, saya menemukan ada beberapa Model Penguat Sinyal, Untuk memperkuat Sinyal 3G/3,5G/HSDPA. Seperti gambar berikut :

1. Model I (Wajan bolic)
2. Model II (wajan bolic)


3. Model III(bazooka 3G)






4. Model IV ( apa ya namanya? )



Silakan pilih model mana yang kawan sukai, Sesuai dengan kebutuhan kawan. Steps brikutnya dalah cara pembuatan:
DASAR HUKUM
Keputusan Mentri No.2 Tahun 2005 tentang penggunaan pita frekuensi 2400-2483.5MHz yang ditandatangani pada tanggal 5 januari 2005 aleh Mentri Perhubungan M. Hatta Rajasa.Beberapa hal yang penting dari Keputusan Mentri No.2 Tahun 2005 adalah Anda tidak memerlukan izin stasiun radio dari pemerintah untuk menjalankan peralatan internet pada frekuensi 2.4GHz, tetapi dibatasi dengan:
  1. Maksimum daya pemancar ada 100mW (20dBm).
  2. Effective Isotropic Radiated Power/ EIRP di antenna adalah 36dBm
  3. Semua peralatan yang digunakan harus di-approve/ disertifikasi oleh POSTEL


1. MEMBUAT ANTENA WAJANBOLIC
Kenapa disebut WajanBolic?
  • Wajan : penggorengan, alat dapur buat masak
  • Bolic : parabolic
  • WajanBolic : Antena parabolic yg dibuat dari wajan
Karena berasal dari wajan maka kesempurnaannya tidak sebanding dg antenna parabolic yg sesungguhnya. Dalam workshop akan dibuat Antena WajanBolic dengan N Connector dan Pigtail dengan pertimbangan :
Beberapa kekurangan antenna WajanBolic : Karena berupa solid dish maka pengaruh angin cukup besar sehingga memerlukan mounting ke tower yang cukup kuat
ANTENA 2.4 GHz
Beberapa Contoh Design Antena 2.4 GHz
Kebanyakan antenna homebrew wifi yg ada di internet : antenna yagi, antenna kaleng (tincan antenna), antenna biquad, antenna helix, antenna slotted waveguide. Komponen yg selalu ada dlm design antenna-antena tsb : N-type Connector & pigtail
Peralatan dan bahan yang perlu di siapkan:
  1. Wajan diameter 36″ (semakin besar diametr semakin bagus)
  2. PVC paralon tipis diameter 3″ 1 meter
  3. Doff 3″ (tutup PVC paralon) 2 buah
  4. Aluminium foil
  5. Baut + mur ukuran 12 atau 14
  6. N Connector female
  7. kawat tembaga no.3
  8. Double tape + lakban
PERALATAN
  1. Penggaris
  2. Pisau/ Cutter
  3. Solder + timah nya
  4. Gergaji besi
PERKIRAAN HARGA
Perkiraan harga yang dikeluarkan untuk membeli bahan WajanBolic adalah kurang dari Rp 100.000,-. Bandingkan jikan Anda harus membeli antenna Grid 24db, yang bikinan local saja mencapai Rp 500.000,- lebih dan yang import bisa mencapai Rp 1.000.000,- lebih. Atau membeli antenna grid local yang harga nya Rp 200.000,- sedangkan yang import bisa mencapai Rp 300.000 lebih.
TAHAP PENGERJAAN
  1. Siapkan semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
  2. Lubangi wajan tepat di tengah wajan tersebut seukuran baut 12 atau 14, cukup satu lubang saja.
Kemudia, ukur diametr wajan, kedalaman wajan dan feeder/ titik focus. Untuk lebih jelas nya silahkan liat gambar di bawah.
Contoh : Parabolic dish dg D = 70 cm, d = 20 cm maka jarak titik focus dari center dish : F = D^2/(16*d) = 70^2 / (16*20) = 15.3 cm
Pada titik focus tsb dipasang ujung feeder. Untuk mendapatkan gain maksimum.
  1. Potong PVC paralon sepanjang 30 cm, kemudian beri tanda untuk jarak feeder nya (daerah bebas aluminium foil). Untuk menentukan panjang feeder nya gunakan rumus di atas.
  2. Beri lubang pada bagian paralon untuk meletakkan N Connector, untuk itu gunakan rumus antenna kaleng.
  3. Potong kawat tembaga yang sudah disiapkan sesuai dengan ukuran yang didapatkan dari hasil kalkulasi website di atas. Dan solderkan pada N Connector yang telah di siapkan
  4. Selanjut nya, bungkus PVC paralon dengan dgn aluminium foil pada daerah selain feeder, klo aluminium foil yang ada tanpa perekat, maka untuk merekatkan nya bisa menggunakan double tape
  5. Lalu pasangkan N connector ke PVC Paralon yang telah dilubangi td
  6. Pada bagian doff (tutup PVC paralon) yang akan di pasang pada ujung dekat dengan N Connector harus di beri aluminium foil, sedangkan doff yang di pasang pada wajan tidak perlu di beri aluminium foil
  7. Dan pasangkan doff tersebut ke PVC paralon
  8. Kemudian, wajan yang telah di bolongi tadi dipasangkan dengan doff yang satu nya lagi, sebelum nya doff tersebut dilubangi sesuai dengan ukuran bautyang sudah di siapkan, dan kencangkan secukup nya.
  9. Kemudian tinggal pasangkan PVC paralon tadi ke wajan yang sudah di pasang doff.
  10. Dan Wajan bolic sudah siap untuk digunakan browsing, atau paling tidak untuk wardriving.
2.  Membuat Bazooka 3G


1. pipa pvc 4dim panjangnya max 60cm dan min 23cm tapi kalo aku punya sih 1/2 meter alias 50cm soalnya kasian ama tukangnya puasa dia jadi biar ngk ribet ta pesan langsung segitu aja langsung kira-kira harga nya Rp9000

2. lakban almunium biasanya ini dipakai ama emak buat nempet alat2 dapur yang bolong kemaren ta cari di toko elektro ngk dapat ehh ternyata di toko bangunan*maluuuuu ohya ini harganya Rp2500/meter.

3. usb extension/ kabel perpanjangan usb ini ada yang 1m, 5m dan paling panjang yang ku tanya 10m. saranku sih kalian pake yang 5m biar antisipasi aja karena aku punya tuh kayak di gambar deket banget ama pc hihihi alias kabelnya kepanjangan. ini harganya aku dapat Rp25000 yang 5m loh

4. yang terakhir tutup pipa 4dim tadi bahan ini bisa langsung dibeli ketoko bangunan. ini yang paling murah Rp7000





1.lubangi pipa pvc 4dim dengan ukuran 50cm tadi dengan bor/ solder. lubangnya seukuran dengan besarnya ujung dari kabel perpanjangan usb. ati-ati kena jempol xixixi

2.lapisi seluruh permukaan luar dari paralon dengan dengan lakban almunium. jangan lupa sisakan sedikit ruang buat lubang usb tadi

3. lapisi juga tutup paralon dengan lakban baik bagian luar maupun bagian dalam

4. pasang tutup paralon berdekatan dengan lubang yang usb td atau liat gambar kalo bingung. lalu masukan modem gsm maupun hp kedalam paralon dan jangan lupa dicolok keusb perpanjangan.



5 sekarang carilah sinyal bts terdekat

Tentang Sumedang Ekspres



Harian Pagi SUMEDANG EKSPRES (Jawa Pos Group) merupakan surat kabar harian yang terbit di Kabupaten Sumedang. Mulai terbit di Sumedang tanggal 1 Maret 2010. Dengan manajemen yang dikelola oleh Radar Tasikmalaya Group, yang merupakan Group Media daerah terbesar di Kota Tasikmalaya.

PENERBIT
PT Wahana Semesta Sumedang

Komisaris Utama:
H M Alwi Hamu

Komisaris:
H Suparno Wonokromo, Dwi Nurmawan,

Direktur Utama:
Yanto S Utomo,

Direktur:
Dadan Alisundana.

General Manager:
H. Maman Juherman

Peminpin Redaksi/Penanggung Jawab:
H. Maman Juherman

Wakil Pemimpin Redaksi:
Adhi Nurhadi

Dewan Redaksi:
Dadan Alisundana, H. Abdul Muis

Redaktur Pelaksana:
Dadang Abdul Rasyid

Redaktur:
Hari Mashuri

Staf Redaksi:
Tara Hendra PL, Ahmad Sayuti AK, Dadan Burhan, Larbi Lahabib Sahal, Een Nurhaeni, Rizki Laelani, Sandra M H

Pracetak:
Jajang Permana (Koordinator), Rio Rohmatulloh, Ergan Maregantara, Aam Aminullah

Teknologi Informasi:
Harry Hidayat

Pemasaran:
Abdul Haris, Nurdiansyah, Suhaendi

Iklan:
Atep Royadi (Koordinator), Joko Larsono

Even & Pengembangan Usaha:
Hari Mashuri

Iklan Perwakilan Jakarta:
Yudi Haryono

Keuangan:
Nina Herlina

Tarif Iklan hitam putih (bw) Rp12.500/mm kolom, warna (FC) Rp20.000/mm kolom, iklan baris Rp12.500, iklan halaman 1 (FC) Rp65.000/mm kolom, iklan (bw) halaman 1 Rp45.000/mm kolom, Bank: Bank Rakyat Indonesia cabang Sumedang No rek:0094-01-000514-30-9, an. PT Wahana Semesta Sumedang.

Alamat Redaksi/Pemasaran/Iklan/Tata Usaha: Jl. Pangeran Kornel No 301, Sumedang, Telp/Fax. 0261 202174, email: sumedangekspres@gmail.com, Perwakilan Bandung: Jl Soekarno Hatta No 627 Bandung, Perwakilan Tasikmalaya: Jl. SL Tobing No 99 Tasikmalaya, Perwakilan Cirebon: Jl. Perjuangan No 9 Cirebon, Perwakilan Jakarta: Komplek Widuri Indah Blik A-3, Jl Palmerah Barat No353, Jakarta, Telp 021-5330976, HP: 081320279893.

2 Korban Longsor Sumedang Dimakamkan

Metrotvnews.com, Sumedang: Fikri Labib Robani bocah berumur 9 tahun yang sempat dikabarkan hilang karena terbawa oleh derasnya material longsor ditemukan tersangkut oleh pipa saluran air kurang lebih 20 meter dari tempat terjadinya longsor di Desa Sukahayu, Kecamatan Rancakalong, Sumedang Jawa Barat pada Minggu (13/4/2014) kemarin. Korban ditemukan oleh Asep warga sekitar yang hendak ke kebun pada Senin (14/4/2014) sekitar pukul 5.30 WIB. Sementara itu, Korban lainnya yakni ibu korban Tatin Hartatin (26). Kedua jasad di makamkan di tempat pemakaman umum.
-Husni Nursyaf
14 April 2014 11:49 wib

Selasa, 15 April 2014

Cara Root Samsung Galaxy Star GT-S5282


Kali ini ane mu bahas tentang cara root samsung galaxy star ,samsung galaxy star ini merupakan produk terbaru dari samsung yang mulai di rilis bulan juli kemarin ,samsung galaxy star juga sudah di lengkapi denga OS android 4.1.2 ( Jelly Bean ).
Oke tanpa banyak basa-basi sebelum kita mulai langkah root ada baiknya kita siapin dulu dah bahan-bahannya :

Untuk langkah root :
  1. Instal Usb driver di pc/laptop agan
  2. Hubungkan android agan ke pc/laptop menggunakan kabel usb
  3. Kemudian buka One Click Root 
  4. Klik tombol Root Now pada aplikasi One Click Root
  5. Tunggu hingga proses selesai
  6. Reboot
  7. Lihat android agan apakah sudah terdapat aplikasi SuperUser ,jika sudah tandanya android agan sudah berhasil di root 


Semoga Bermanfaat!!!

 

Senin, 07 April 2014

Kabupaten Sumedang

Kabupaten Sumedang, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah kecamatan Sumedang Utara, Sumedang,[1] sekitar 45 km Timur Laut Kota Bandung. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Indramayu di Utara, Kabupaten Majalengka di Timur, Kabupaten Garut di Selatan, Kabupaten Bandung di Barat Daya, serta Kabupaten Subang di Barat.
Kabupaten Sumedang terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Sumedang, ibukota kabupaten ini, terletak sekitar 45 km dari Kota Bandung. Kota ini meliputi kecamatan Sumedang Utara dan Sumedang Selatan. Sumedang dilintasi jalur utama Bandung-Cirebon.
Bagian Barat Daya wilayah Kabupaten Sumedang merupakan kawasan perkembangan Kota Bandung. IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri), sebelumnya bernama STPDN (Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri), serta Universitas Padjadjaran berlokasi di Kecamatan Jatinangor.
Sebagian besar wilayah Sumedang adalah pegunungan, kecuali di sebagian kecil wilayah Utara berupa dataran rendah. Gunung Tampomas (1.684 m), berada di Utara Sumedang.

Sejarah

Pada mulanya Kabupaten Sumedang adalah sebuah kerajaan di bawah kekuasaan Raja Galuh. Didirikan oleh Prabu Geusan Ulun Aji Putih atas perintah Prabu Suryadewata sebelum Keraton Galuh dipindahkan ke Pakuan Pajajaran, Bogor. Seiring dengan perubahan zaman dan kepemimpinan, nama Sumedang mengalami beberapa perubahan. Yang pertama, yaitu Kerajaan Tembong Agung (Tembong artinya nampak dan Agung artinya luhur) dipimpin oleh Prabu Guru Aji Putih pada abad ke-12. Kemudian pada masa zaman Prabu Tajimalela, diganti menjadi Himbar Buana yang berarti menerangi alam, dan kemudian diganti lagi menjadi Sumedang Larang (Sumedang berasal dari kata Insun Medal/Insun Medangan yang berarti aku dilahirkan; aku menerangi dan larang berarti sesuatu yang tidak ada tandingannya).
Sumedang Larang mengalami masa kejayaan pada waktu dipimpin oleh Pangeran Angkawijaya atau Prabu Geusan Ulun sekitar tahun 1578, dan dikenal luas hingga ke pelosok Jawa Barat dengan daerah kekuasaan meliputi wilayah Selatan sampai dengan Samudera Hindia, wilayah Utara sampai Laut Jawa, wilayah Barat sampai dengan Cisadane, dan wilayah Timur sampai dengan Kali Pamali.
Kerajaan ini kemudian menjadi vazal Kesultanan Cirebon, dan selanjutnya berada di bawah kendali Kesultanan Mataram, di masa Sultan Agung. Pada masa Mataram inilah teknik persawahan diperkenalkan di tanah Pasundan dan menjadi awal istilah "gudang beras" untuk daerah antara Indramayu hingga Karawang/Bekasi. Dalam strategi penyerangan Sultan Agung ke Batavia wilayah Sumedang dijadikan wilayah penyedia logistik pangan. Selain itu, aksara Hanacaraka juga diperkenalkan di wilayah Pasundan pada masa ini, dan dikenal sebagai Cacarakan. Pusat kota Sumedang juga dirancang pada masa ini, mengikuti pola dasar kota-kota Mataraman lainnya. Sebelum Bandung dibangun pada abad ke-19, Sumedang adalah salah satu pusat budaya Pasundan yang penting.
Ketika Pakubuwono I harus memberikan konsesi kepada VOC, wilayah kekuasaan Sumedang diberikan kepada VOC, yang kemudian dipecah-pecah, sehingga wilayah Sumedang menjadi seperti yang sekarang ini.
Pemandangan dan air terjun di Sumedang (litografi berdasarkan lukisan oleh Abraham Salm, 1865-1872)
Pangeran Aria Soeriaatmadja (bupati Sumedang pada tahun 1882 – 1919), juga dikenal dengan julukan "Pangeran Mekkah", karena wafat di Makkah
Sumedang mempunyai ciri khas sebagai kota kuno khas di Pulau Jawa, yaitu terdapat Alun-alun sebagai pusat yang dikelilingi Mesjid Agung, rumah penjara, dan kantor pemerintahan. Di tengah alun-alun terdapat bangunan yang bernama Lingga, tugu peringatan yang dibangun pada tahun 1922. Dibuat oleh Pangeran Siching dari Negeri Belanda dan dipersembahkan untuk Pangeran Aria Soeriaatmadja atas jasa-jasanya dalam mengembangkan Kabupaten Sumedang. Lingga diresmikan pada tanggal 22 Juli 1922 oleh Gubernur Jenderal Mr. Dr. Dirk Fock Sampai saat ini Lingga dijadikan lambang daerah Kabupaten Sumedang dan tanggal 22 April diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Sumedang. Lambang Kabupaten Sumedang, Lingga, diciptakan oleh R. Maharmartanagara, putra seorang Bupati Bandung Rd. Adipati Aria Martanegara, keturunan Sumedang. Lambang ini diresmikan menjadi lambang Sumedang pada tanggal 13 Mei 1959.
Hal-hal yang terkandung pada logo Lingga:
  1. Perisai : Melambangkan jiwa ksatria utama, percaya kepada diri sendiri
  2. Sisi Merah : Melambangkan semangat keberanian
  3. Dasar Hijau : Melambangkan kesuburan pertanian
  4. Bentuk Setengah Bola dan Bentuk Setengah Kubus Pada Lingga : Melambangkan bahwa manusia tidak ada yang sempurna
  5. Sinar Matahari : Melambangkan semangat dalam mencapai kemajuan
  6. Warna Kuning Emas : Melambangkan keluhuran budi dan kebesaran jiwa
  7. Sinar yang ke 17 Angka : Melambangkan Angka Sakti tanggal Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
  8. Delapan Bentuk Pada Lingga : Lambang Bulan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
  9. 19 Buah Batu Pada Lingga, 4 Buah Kaki Tembik dan 5 Buah Anak Tangga : Lambang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 1945
  10. Tulisan Insun Medal : Tulisan Insun Medal erat kaitannya dengan kata Sumedang yang mengandung arti:
  • Berdasarkan Prabu Tajimalela, seorang tokoh legendaris dalam sejarah Sumedang, Insun Medal berarti (Insun : Aku, Medal : Keluar).
  • Berdasarkan data di Museum Prabu Geusan Ulun; Insun berarti (Insun: Daya, Madangan: Terang) Kedua pengertian ini bersifat mistik.
  • Berdasarkan keterangan Prof. Anwas Adiwilaga, Insun Medal berasal dari kata Su dan Medang
(Su: bagus dan Medang: sejenis kayu yang bagus pada Jati, yaitu huru yang banyak tumbuh di Sumedang dulu), dan pengertian ini bersifat etimologi.
Menurut Bujangga Manik, di dekat Gunung Tampomas terdapat Kerajaan Kahiyangan, yang diserang pasukan Cirebon dalam masa pemerintahan Surawisesa.
Belum jelas, adakah hubungan antara Medang Kahiyangan dan Sumedang Larang. Namun pada saat Bujangga Manik memasuki Medang Kahiyangan, menurut versi lainnya, saat itu sudah terdapat kerajaan yang disebut Sumedang Larang.
Dalam Kropak 410 disbutkab, Pendiri Kerajaan Sumedang Larang tak lain adalah Prabu Resi Tajimalela. Ia berkedudukan di Tembong Agung yang disebut Mandala Himbar Buana.
Masih belum jelas pula asal-usulnya tokoh Legendaris leluhur Sumedang ini. Sebab, Tajimalela adalah nama lain dari Panji Romahyang, putra Damung Tabela Panji Ronajaya dari Dayeuh Singapura (Rintisan Penelusuran silam sejarah Jawa Barat).
Sumber lain menjelaskan, baik Kitab Waruga Jagat, Layang Darmaraja, maupun riwayat yang berdasarkan tradisi lisan yang masih hidup, disebutkan bahwa Prabu Tajimalela adalah putra Prabu Guru Aji Putih, salah seorang keturunan raja Galuh yang masih bersaudara dengan Sri Baduga Maharaja. Ia melakukan petualangan hingga ke kawasan Timur sekitar pinggiran Sungai Cimanuk.
Prabu Tajimalela masih memiliki sejumlah nama, antara lain: Prabu Resi Agung Cakrabuana, Batara Tuntang Buana, dan Aji Putih. Dalam Waruga Jagat yang telah disalin dari huruf Arab ke dalam tulisan latin (1117 H), antara lain dikatakan: "Ari putrana Sang Dewa Guru Haji Putih, nyaeta Sang Aji Putih."
Kehadiran Prabu Guru Haji Putih melahirkan perubahan-perubahan baru dalam kemasyarakatan, yang telah dirintis sejak abad ke-8 oleh Sanghyang Resi Agung. Secara perlahan dusun-dusun di sekitar pinggiran sungai Cimanuk itu diikat oleh suatu struktur pemerintahan dan kemasyarakatan hingga berdirilah Kerajaan Tembong Agung yang merupakan cikal bakal Kerajaan Sumedang Larang. Kerajaan Tembong Agung tersebut, menurut riwayat teletak di Kampung Muhara, Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja.
Prabu Guru Haji Putih berputra Prabu Resi Tajimalela. Berdasarkan perbandingan generasi dalam Kropak 410 Tajimalela sejajar dengan tokoh Ragamulya (1340-1350) penguasa di Kawali dan tokoh Suryadewata, ayahanda Batara Gunung Bitung di Majalengka.
Memang belum diperoleh keterangan sumber yang menyebut-nyebut siapa gerangan istri Sang Prabu Resi Tajimalela. Namun demikian, dalam beberapa sumber baik lisan maupun tertulis, dikatakan Prabu Resi Tajimalela mempunyai dua orang putra: Prabu Gajah Agung dan Lembu Agung.
Tahta kerajaan Sumedang Larang dari Prabu Tajimalela dilanjutkan oleh putranya bernama Atmabrata yang lebih dikenal dengan sebutan Gajah Agung yang berkedudukan di Cicanting.
Kisah awal raja ini memang mirip dengan kisah awal Kerajaan Mataram. Menurut versi Babat Tanah Jawi, antara Ki Ageng Sela dengan Ki Ageng Pamanahan, Ki Ageng Sela memetik dan menyimpan buah kelapa muda, lalu ia pergi. Datang Ki Ageng Pamanahan yang kemudian meminumnya. Maka kemudian yang menjadi raja Ki Ageng Pamanahan.
Demikian pula dalam naskah Layang Darmaraja, yang mengisahkan Prabu Lembu Agung dan Gajah Agung yang melanjutkan tahta kepemimpinan dari Prabu Resi Tajimalela.
Dikisahkan, pada suatu ketika Prabu Tajimalela memanggil kedua putra kembarnya Lembu Agung dan Gajah Agung. Prabu Tajimalela berkata kepada mereka agar ada di antara salah seorang putranya ini yang bersedia melanjutkan kepemimpinannya.
"Adinda, adindalah kiranya yang lebih tepat menjadi raja," ujar Lembu Agung kepada adiknya. "Kakanda, sungguh tidak pantas adinda yang masih muda usia, bila harus menjadi raja. Kakandalah yang lebih tepat," jawab Gajah Agung. Setelah di antara kedua putranya, masing-masing saling menunjuk siapa di antara mereka yang pantas menjadi raja, akhirnya Prabu Resi Tajimalela memetik buah kelapa muda lalu disimpannya kelapa tadi serta sebilah pedang.
Mereka berdua disuruh menungguinya. "Adinda, tolong jaga kelapa ini. Kakanda hendak pergi ke jamban dulu," kata Lembu Agung seraya pergi meninggalkan Gajah Agung. Tiba-tiba sepeninggal Lembu Agung, Gajah Agung merasakan haus yang bukan kepalang.
Apa boleh buat, untuk menghilangkan dahaganya, Prabu Gajah Agung kemudian mengupas kelapa itu dan diminumlah airnya. Karenanya, ketika Lembu Agung kembali lagi, Gajah Agung langsung menyampaikan permohonan maaf kepada Lembu Agung karena rasa bersalahnya telah meminum air kelapa yang semestinya dijaganya.
Semula Prabu Gajah Agung menyangka, Prabu Lembu Agung akan memarahinya. Namun ternyata, dengan kebesaran jiwa Prabu Lembu Agung malah berkata: "Adinda, tampaknya suratan takdir telah menentukan, dengan diminumnya air kelapa tadi oleh adinda, sudah barang tentu Adindalah yang sekarang terpilih menjadi raja," ucap Lembu Agung.
Singkat cerita, jadilah Prabu Gajah Agung meneruskan kepemimpinan Prabu Tajimalela, yang kemudian ia meninggalkan tempat menuju daerah di pinggiran Kali Cipeles untuk mendirikan kerajaan yang sekarang disebut Ciguling.
Kemudian ia bergelar Prabu Pagulingan. Sementara kepemimpinan Prabu Gajah Agung kemudian digantikan oleh putranya , Wirajaya, yang lebih dikenal Sunan Pagulingan. Dalam Rintisan Penelusuran Masa Silam Sejarah Jawa Barat, Sunan Pagulingan berkedudukan di Cipameungpeuk.
Namun ada pula yang mengisahkan, kedudukan Kerajaan Sumedang Larang pada saat itu berada di Ciguling, Kelurahan Pasanggrahan, Kecamatan Sumedang Selatan. Yang jelas, ketiga raja Sumedang Larang yang pertama ini masing-masing berkedudukan di tempat yang berbeda-beda. Ini merupakan suatu gejala, bahwa kerajaan tersebut belum permanen yang dapat ditinggali turun temurun oleh para penerus pemegang kekuasaannya. Keadaan tersebut berlangsung sampai beberapa generasi berikutnya.
Putri Sulung Pagulingan bernama Ratu Ratnasih alias Nyi Mas Rajamantri diperistri Sri Baduga Maharaja. Karena itu, adiknya bernama Martalaya menggantikan kedudukan ayahnya menjadi penguasa Sumedang yang keempat dengan gelar Sunan Guling.
Sunan Guling digantikan oleh putranya bernama Tirta Kusumah atau Sunan Patuakan sebagai raja kelima Sumedang Larang. Kemudian, ia digantikan lagi oleh putri sulung bernama Shintawati alias Nyi Mas Patuakan.
Antara Ibu dan anak ini mempunyai gelar yang sama, yaitu Patuakan.
Ratu Shintawati berjodoh dengan Sunan Corenda, raja Talaga putra Ratu Simbar Kencana dari Kusumalaya putra Dewa Niskala. Dengan demikian, ia menjadi cucu menantu penguasa Galuh.
Sunan Corenda mempunyai dua permaisuri, yakni Mayangsari putri Langlangbuana dari Kuningandan, Shintawati dari Sumedang. Dari Mayangsari, Sunan Corenda memperoleh putri Bernama Ratu Wulansari alias Ratu Parung.
Berjodoh dengan Rangga Mantri alias Sunan Parung Gangsa (Pucuk Umum Talaga), putra Munding Surya Ageung. Tokoh ini putra Sri Baduga. Sunan Parung Gangsa ditaklukkan oleh Cirebon tahun 1530 dan masuk Islam.
Dari Shintawati putri sulung Sunan Guling, Sunan Corenda mempunyai putri bernama Setyasih, yang kemudian menjadi penguasa Sumedang dengan gelar Ratu Pucuk Umum. Ratu Pucuk Umum Menikah dengan Ki Gedeng Sumedang yang lebih dikenal dengan nama Pangeran Santri. Pangeran ini adalah putra Pangeran Palakaran dari puteri Sindangkasih. Pangeran Palakaran putra Maulana Abdurrahman alias Pangeran Panjunan.
Dengan perkawinan antara Ratu Setyasih dan Ki Gedeng Sumedang inilah agama Islam mulai menyebar di Sumedang pada tahun 1529.
Pangeran Santri dinobatkan sebagai penguasa Sumedang pada tanggal 13 bagian gelap bulan Asuji tahun 1452 Saka, atau kira-kira 21 Oktober 1530 M, tiga bulan setelah penobatan Pangeran Santri.
Pada tanggal 12 bagian terang bulan Margasira tahun 1452 di Keraton Pakungwati diselenggarakan perjamuan "syukuran" untuk merayakan kemenangan Cirebon atas Galuh dan sekaligus pula merayakan penobatan Pangeran Santri.
Hal ini menunjukkan, bahwa Sumedang Larang telah masuk dalam lingkaran pengaruh Cirebon. Pangeran Santri adalah murid Susuhunan Jati. Pangeran Santri sebagai penguasa Sumedang pertama yang menganut Islam. Ia pula yang membangun Kutamaya sebagai Ibukota baru untuk pemerintahannya.
Dari perkawinannya dengan Ratu Pucuk Umum alias Ratu Inten Dewata, Pangeran Santri yang bergelar Pangeran Kusumahdinata I ini dikaruniai enam orang anak, yaitu Pangeran Angkawijaya (Prabu Geusan Ulun), Kiyai Rangga Haji, Kiyai Demang Watang Walakung, Santowaan Wirakusumah, yang melahirkan keturunan anak-cucu di Pagaden Subang, Santowaan Cikeruh dan Santowaan Awiluar.
Pangeran Santri wafat 2 Oktober 1579. Di antara putra-putri Pangeran Santri dari Ratu Inten Dewata (Pucuk Umum), yang melanjutkan pemerintahan di Sumedang Larang ialah Pangeran Angkawijaya bergelar Prabu Geusan Ulun. Menurut Babad, daerah kekuasaan Geusan Ulun dibatasi kali Cipamali di sebelah Timur, Cisadane di sebelah Barat, sedangkan di sebelah Selatan dan Utara dibatasi laut.
Daerah kekuasaan Geusan Ulun dapat disimak dari isi surat Rangga Gempol III yang dikirimkan kepada Gubernur Jenderal Willem Van Outhoorn. Surat ini dibuat hari Senin, 2 Rabi'ul Awal tahun Je atau 4 Desember 1690, yang dimuat dalam buku harian VOC di Batavia tanggal 31 Januari 1691.
Dalam surat tadi, Rangga Gempol III (Pangeran Panembahan Kusumahdinata VI) menuntut agar kekuasannya dipulihkan kembali seperti kekuasaan buyutnya, yaitu Geusan Ulun. Rangga Gempol III mengungkapkan bahwa kekuasaan Geusan Ulun meliputi 44 penguasa daerah Parahyangan yang terdiri dari 22 kandagalante dan 18 umbul.
Ke-44 daerah di bawah kekuasaan Geusan Ulun meliputi:
I. Di Kabupaten Bandung
  1. Timbanganten
  2. Batulayang
  3. Kahuripan
  4. Tarogong
  5. Curugagung
  6. Ukur
  7. Marunjung
  8. Daerah Ngabei Astramanggala
II. Di Kabupaten Parakanmuncang
  1. Selacau
  2. Daerah Ngabei Cucuk
  3. Manabaya
  4. Kadungora
  5. Kandangwesi (Bungbulang)
  6. Galunggung (Singaparna)
  7. Sindangkasih
  8. Cihaur
  9. Taraju
III. Di Kabupaten Sukapura
  1. Karang
  2. Parung
  3. Panembong
  4. Batuwangi
  5. Saung Watang (Mangunreja)
  6. Daerah Ngabei Indawangsa di Taraju
  7. Suci
  8. Cipiniha
  9. Mandala
  10. Nagara (Pameungpeuk)
  11. Cidamar
  12. Parakan Tiga
  13. Muara
  14. Cisalak
  15. Sukakerta
Berdasarkan data yang dikirimkan Rangga Gempol III pada masa VOC, maka kekuasaan Prabu Geusan Ulun meliputi Sumedang, Garut, Tasikmalaya, dan Bandung. Batas di sebelah Timur adalah Garis Cimanuk - Cilutung ditambah Sindangkasih (daerah muara Cideres ke Cilutung).
Di sebelah Barat garis Citarum - Cisokan. Batas di sebelah Selatan laut. Namun di sebelah Utara diperkirakan tidak meliputi wilayah yang telah dikuasai oleh Cirebon.
Masa kekuasaan Prabu Geusan Ulun (1579-1601) bertepatan dengan runtuhnya Kerajaan Pajajaran akibat serangan Banten di bawah Sultan Maulana Yusuf.
Sebelum Prabu Siliwangi meninggalkan Pajajaran mengutus empat Kandagalante untuk menyerahkan Mahkota serta menyampaikan amanat untuk Prabu Geusan Ulun yang pada dasarnya Kerajaan Sumedang Larang supaya melanjutkan kekuasaan Pajajaran. Geusan Ulun harus menjadi penerus Pajajaran.
Dalam Pustaka Kertabhumi I/2 yang berbunyi: "Ghesan Ulun nyakrawartti mandala ning Pajajaran kangwus pralaya, ya ta sirna, ing bhumi Parahyangan. Ikang kedatwan ratu Sumedang haneng Kutamaya ri Sumedangmandala" (Geusan Ulun memerintah wilayah Pajajaran yang telah runtuh, yaitu sirna, di bumi Parahyangan. Keraton raja Sumedang ini terletak di Kutamaya dalam daerah Sumedang), selanjutnya diberitakan "Rakyan Samanteng Parahyangan mangastungkara ring sira Pangeran Ghesan Ulun" (Para penguasa lain di Parahiyangan merestui Pangeran Geusan Ulun).
Keempat orang bersaudara, senapati dan pembesar Pajajaran yang diutus ke Sumedang tersebut, yaitu Jayaperkosa (Sanghyang Hawu); Wirajaya (Nangganan); Kondang Hapa; dan Pancar Buana (Embah Terong Peot).
Dalam Pustaka Kertabhumi I/2 menceritakan keempat bersaudara itu: "Sira paniwi dening Prabu Ghesan Ulun, Rikung sira rumaksa wadyabala, sinangguhan niti kaprabhun mwang salwirnya" (Mereka mengabdi kepada Prabu Geusan Ulun. Di sana mereka membina bala tentara, ditugasi mengatur pemerintahan dan lain-lain), sehingga peristiwa penobatan Prabu Geusan Ulun sebagai Nalendra penerus Kerajaan Sunda Pajajaran dan Raja Sumedang Larang ke-9 mendapat restu dari 44 penguasa daerah Parahyangan yang terdiri dari 26 Kandaga Lante, Kandaga Lante adalah semacam Kepala yang satu tingkat lebih tinggi dari pada Cutak (Camat) dan 18 Umbul dengan cacah sebanyak + 9000 umpi, untuk menjadi Nalendra baru pengganti penguasa Pajajaran yang telah sirna. Pemberian pusaka Pajajaran pada tanggal 22 April 1578 akhirnya ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Sumedang.
Jayaperkosa adalah bekas senapati Pajajaran, sedangkan Batara Wiradijaya sesuai julukannya bekas Nangganan. Menurut Kropak 630, jabatan Nangganan lebih tinggi setingkat dari menteri, namun setingkat lebih rendah dari Mangkubumi.
Di samping itu, menurut tradisi hari pasaran Legi (Manis), merupakan saat baik untuk memulainya suatu upaya besar dan sangat penting. Peristiwa itu dianggap sangat penting karena pengukuhan Geusan Ulun "nyakrawartti" atau Nalendra merupakan semacam proklamasi kebebasan Sumedang yang mensejajarkan diri dengan Kerajaan Banten dan Cirebon. Arti penting lain yang terkandung dalam peristiwa itu adalah pernyataan bahwa Sumedang Larang menjadi ahli waris serta penerus yang sah dari kekuasaan Kerajaan Pajajaran, di Bumi Parahyangan.
Mahkota dan beberapa atribut kerajaan yang dibawa oleh senapati Jayaperkosa dan diserahkan kepada Prabu Geusan Ulun merupakan bukti legalisasi kebesaran Sumedang Larang, sama halnya dengan pusaka Majapahit menjadi ciri keabsahan Demak, Pajang, dan Mataram.
Berdasarkan bukti-bukti sejarah baik yang tertulis maupun babad/cerita rakyat, maka penetapan Hari Jadi Sumedang ditetapkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sejarah.
Serangan laskar gabungan Banten, Pakungwati, Demak, dan Angke pada abad XVI ke Pajajaran, merupakan peristiwa yang membuat Kerajaan Pajajaran Runtag (runtuh).
Berakhirnya Pajajaran pada waktu itu, tidak menyeret Sumedang Larang dibawah kepemimpinan Pangeran Santri ikut runtuh pula. Soalnya, sebagian rakyat Sumedang Larang pada itu sudah memeluk Agama Islam. Justru dengan berakhirnya masa kekuasaan Pajajaran, Sumedang Larang kian berkembang.
Penetapan Hari Jadi Kabupaten Sumedang erat kaitannya dengan peristiwa di atas. Terdapat tiga sumber yang dijadikan pegangan dalam menentukan Hari Jadi Kabupaten Sumedang:
  • Pertama : Kitab Waruga Jagat, yang disusun Mas Ngabehi Perana tahun 1117 H. Kendati tak begitu lengkap isinya, namun sangat membantu dalam upaya mencari tanggal tepat untuk dijadikan pegangan/penentuan Hari Jadi Sumedang."Pajajaran Merad Kang Merad Ing Dina Selasa Ping 14 Wulan Syafar Tahun Jim Akhir," artinya: Kerajaan Pajajaran runtuh pada 14 Syafar tahun Jim Akhir.
  • Kedua : Buku Rucatan Sejarah yang disusun Dr. R. Asikin Widjayakusumah yang menyertakan antara lain: Pangeran Geusan Ulun Jumeneng Nalendra (harita teu kabawa kasasaha) di Sumedang Larang sabada burak Pajajaran. Artinya, Pangeran Geusan Ulun menjadi raja yang berdaulat di Sumedang Larang setelah Kerajaan Pajajaran berakhir.
  • Tiga : Dibuat Prof. Dr. Husein Djajadiningrat berjudul : Critise Beshuocing van de Sejarah Banten. Desertasi ini antara lain menyebutkan serangan tentara Islam ke Ibukota Pajajaran terjadi pada tahun 1579, tepatnya Ahad 1 Muharam tahun Alif.
Mengacu pada ketiga sumber di atas, maka dalam diskusi untuk menentukan Hari Jadi Sumedang yang dihadiri para sejarawan masing-masing Drs. Said Raksakusumah; Drs. Amir Sutaarga; Drs. Saleh Dana Sasmita; Dr. Atja dan Drs. A Gurfani, berhasil menyimpulkan bahwa 14 Syafar Tahun Jim Akhir itu jatuh pada tahun 1578 Masehi, bukan tahun 1579, tepatnya 22 April 1578.
Atas dasar itu DPRD Daerah Tingkat II Sumedang waktu itu, dalam Keputusan Nomor 1/Kprs/DPRD/Smd/1973, Tanggal 8 Oktober 1973, menetapkan tanggal 22 April 1578 sebagai Hari Jadi Kabupaten Sumedang.
Litografi berdasarkan lukisan oleh Josias Cornelis Rappard yang menggambarkan kediaman assistent-resident Belanda di Sumedang pada tahun 1880-an

Bupati Sumedang dari Masa ke Masa:

Berikut adalah nama-nama bupati Sumedang:[4]
  1. Pangeran Koesoemahdinata I (Pangeran Santri) : 1530-1578
  2. Pangeran Koesoemahdinata II (Pangeran Geusan Ulun) : 1578-1601
  3. Pangeran Koesoemahdinata III (Pangeran Rangga Gempol I) : 1601-1625
  4. Pangeran Koesoemahdinata IV (Pangeran Rangga Gede) : 1625-1633
  5. Raden Bagus Weruh (Pangeran Koesoemahdinata V/Pangeran Rangga Gempol II) : 1633-1656
  6. Pangeran Koesoemahdinata VI (Pangeran Panembahan/Pangeran Rangga Gempol III) : 1656-1706
  7. Dalem Adipati Tanoemadja : 1706-1709
  8. Raden Tumenggung Koesoemahdinata VII (Pangeran Rangga Gempol IV/Pangeran Karuhun) : 1709-1744
  9. Dalem Istri Radjaningrat : 1744-1759
  10. Dalem Adipati Koesoemahdinata VIII (Dalem Anom) : 1759-1761
  11. Dalem Adipati Soerianagara II : 1761-1765
  12. Dalem Adipati Soerialaga : 1765-1773
  13. Dalem Adipati Partakoesoemah (Tusschen Bestur Parakanmuncang) : 1773-1789
  14. Dalem Aria Satjapati III : 1789-1791
  15. Raden Tumenggung Soerianagara (Pangeran Koesoemahdinata IX/Pangeran Kornel) : 1791-1828
  16. Dalem Adipati Koesoemahjoeda (Dalem Ageung) : 1828-1833
  17. Dalem Adipati Koesoemahdinata (Dalem Alit) : 1833-1834
  18. Raden Tumenggung Soeriadilaga : 1834-1836
  19. Pangeran Soeria Koesoemah Adinata (Pangeran Sugih) : 1836-1882
  20. Pangeran Aria Soeriaatmadja (Pangeran Mekkah) : 1882-1919
  21. Adipati Aria Koesoemadilaga : 1919-1937
  22. Tumenggung Aria Soeria Koesoema Adinata : 1937-1946
  23. Tumenggung Hasan Satjakoesoemah : 1946-1947
  24. Tumenggung Mohamad Singer : 1947-1949
  25. Tumenggung Hasan Satjakoesoemah : 1949-1950
  26. Raden Abdoerachman Kartadipoera : 1951-1958
  27. Sulaeman Soemitakoesoemah : 1951-1958
  28. Antam Sastradipura (Kepala Daerah) dan R. Enoh Soeriadikoesoemah (Pj. Bupati) : 1958-1960
  29. Mohamad Chafil : 1960-1966
  30. Adang Kartaman : 1966-1970
  31. Drs. Supian Iskandar (Pj. Bupati) : 1970-1972
  32. Drs. Supian Iskandar : 1972-1977
  33. Drs. Soeyoed (Pj. Bupati) : 1977-1978
  34. Drs. H. Kustandi Abdoerachman : 1978-1983
  35. Drs. H. Sutardja : 1983-1993
  36. Drs. H. Moch Husein Jachjasaputra : 1993-1998
  37. Drs. H. Misbach : 1998-2003
  38. H. Don Murdono, S.H., M.Si : 2003-2013
  39. Drs. H. Endang Sukandar, M.Si (Wafat saat menjabat) : 2013 - 2 November 2013
  40. Drs. H. Ade Irawan, M.Si. : 2 November 2013 - sekarang (Dilantik Januari 2014)
Bupati yang memimpin Sumedang sampai tahun 1949 merupakan keturunan langsung dari Prabu Geusan Ulun (lihat masa pemerintahan) tetapi pada tahun 1773 – 1791 yang menjadi Bupati Sumedang adalah Bupati penyelang/ sementara dari Parakan Muncang. Menggantikan putra Bupati Surianagara II yang belum menginjak dewasa Rd. Djamu atau terkenal sebagai Pangeran Kornel.