Powered By Blogger

Translate

Senin, 23 Februari 2015

Cara Merubah HP Java ke Android


Bosan dengan Hp anda yang melulu gitu-gitu aja ? Pengen yang beda ? jaman sekarang adalah jamannya HP android. System HP ini sangat digandrungi anak muda jaman sekarang. HP Android terbilang cukup mahal harganya. Maklum, Hp ini merupakan keluaran Hp terbaru. Nah, jika anda pengen mempunyai HP Android tetapi uang pas-pasan, anda tak usah bingung apalagi sampai minggat dari rumah buat minta HP baru. hemm, disini assameda akan memberikan cara bagus untuk membuat tampilan HP Java Anda menjadi tampilan android. Ya,. dengan begitu anda tak lagi bosan memandang, memegang dan memencet Hp jadul anda. Oke, langsung saja,..
rahasia blog tarfik blog by: arfarell.tk

caranya :
1. Download aplikasinya dengan  Klik DISINI (link 1)
    Jika link Rusak, silahkan DOWNLOAD Di Sini (link 2)
  •   Jika anda diharuskan sign in saat download pada 4 shared caranya sbb : 
  •  Jika anda sudah punya kun  4 shared tinggal login dan download. Jika belum punya akun daftar dulu gratis dan langsung dpt digunakan kog. Nah, dg mendaftar anda akan bebas mendownload apapun di 4shared)
  •  Jika link 2 download melalui ziddu, anda tinggal download dan biasanya anda dimohon memasukkan vervikasi kode. Ketik aja sesuai gambar yang ditunjukkan.
2. Ekstrak rar hasil downloadan nya (rar bernama www.assameda.blogspot.com)
3. Instal ApiDemos.JAR dan Android5.JAR
4. Buka Api Demos dan tutup kembali, lalu buka Android5

Nah, mudah bukan ? Sampai jumpa di Tips assameda selanjutnya. Jangan lupa berikan saran, kritik, dan komentar anda jika ada kerusakan link atau lainnya. Klik likebox facebooknya. Terimakasih,.
Perhatian :
***Bagi anda yang mengcopy postingan ini, harap sertakan link yang menuju ke blog ini. Thanks,.***

Sabtu, 21 Februari 2015

perumahan Relokasi OTD Jatigede Terancam Mubazir


Terkait

UJUNGJAYA, (KP).- Ratusan unit rumah tipe 36 yang sudah dibangun di Desa Conggeang Kulon Kecamatan Conggeang dan Desa Sakurjaya Kecamatan Ujungjaya untuk orang terkena dampak (OTD) Jatigede tidak terpelihara. Fasilitas perumahan untuk warga OTD Jatigede ini dikhawatirkan bakal mubazir karena rumitnya persoalan dan penanganan dampak sosial Jatigede yang “cacag nangkaeun”.
Perumahan di Conggeang Kulon yang terdiri dari 180 unit kini sudah ada rumah yang tergerus air dan terancam roboh. Sarana jalannya pun di perumahan yang terletak di jalan Desa Cacaban dan Desa Ungkal ini sudah tergerus air sehingga jalan yang berupa tanah porang itu seperti aliran sungai. “Tergerus banjir cileuncang margi taneuhna miring jadi cai teh bahe ka lebak. Nya pami diantep bakal nungtut runtuh,” kata Ketua RW di Desa Cacaban, Undang.
Sementara perumahan di Sakurjaya yang terdiri dari 500 unit kondisinya memang lebih baik karena tanahnya padat dan datar. Perumahan ini terletak sekitar 1 kilometer jalan raya Cijelag Cikamurang, namun jalannya melalui jalan lama yang sudah ada sejak jaman Belanda, menuju ke Desa Cibuluh.
“Tapi pami teu dieusian sareng teu aya pemeliharaan bakal enggal rusak oge, Pak!,” kata Kepala Dusun I Desa Sakurjaya Omo kepada Kepala Bappeda Kabupaten Sumedang H. Subagio yang meninjau ke lokasi perumahan di Sakurjaya dan Conggeang Kulon tersebut, Sabtu (14/2).
Perumahan untuk relokasi OTD Jatigede tersebut dibangun tahun 2014 lalu. Di Conggeang tanahnya masih tersisa belasan hektare, sementara di Sakurjaya dari luas 38 hektare baru terpakai 11 hektare. Tanah tersebut semula milik masyarakat yang dibeli oleh Pemprov Jawa Barat dan dibangun oleh Kementerian Perumahan Rakyat.
Penetapan lokasi kawasan relokasi tersebut semula berdasarkan arah minat warga OTD Jatigede, di antaranya dari Desa Cipaku Kecamatan Darmaraja. Namun, dari keseluruhan warga yang berhak mendapat relokasi tersebut berdasarkan data dari BPKP ada 4.514 keluarga. Sehingga, kalaupun pembangunan perumahan tersebut dilanjutkan tidak akan terkejar oleh waktu karena rencana penggenangan Bendungan Jatigede pertengahan 2015 ini.
“Memang tidak cukup waktu karena mepet,” kata Sekda Sumedang H. Zaenal Alimin beberapa hari sebelumnya.
Selain masalah mepetnya waktu, juga karena sekarang ada wacana lain dari pemerintah pusat. Yaitu, warga OTD kategori I yang jumlahnya 4.514 KK itu akan diberi dana kompensasi atau dana kerohiman, sehingga warga OTD dibiarkan memililh lokasi sendiri.
Oleh karena itu, pembangunan perumahan di Conggeang Kulon dan Sakurjaya tersebut dipastikan bakal mubazir karena warga OTD tidak diarahkan menuju perumahan relokasi tersebut. “Supaya perumahan tersebut tidak mubazir, Pem­kab Sumedang akan memohon aset tersebut ke Pemprov, misal untuk PNS atau lainnya jika aset tersebut menjadi milik Pemkab,” kata Sekda Zaenal Alimin. (Endang DS)***

Selasa, 03 Februari 2015

Wacana Pemikiran ke Arah Kota Administratif Jatinangor


13436721271939295100
Peta Kota Jatinangor

Jatinangor adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota Ini telah berkembang menjadi Kota Pendidikan, Kota Industri, Kota Pemerintahan dan Kota Perdagangan sebagai akibat dampak perluasan Kotamadya Bandung dan perluasan pendidikan perguruan tinggi yang ada di Kotamadya Bandung.  Sebagai Kota Penyangga Kota ini mempunyai peluang cepat ke arah Perkembangan kota jika dibandingkan kota-kota Kecamatan yang ada di Kabupaten Sumedang.  Sewaktu penulis sekolah dulu dan Bappeda Sumedang pada waktu itu saya masih ingat pada waktu itu kepala Bappedanya masih Drs. Soebarna Poeradinata (alm). Kota ini diajukan sebagai kota Administratif entah mengapa Depdagri tidak menyetujuinya.

Namun saat ini mencuat kembali tentang kepedulian terhadap Kota jatingor seperti LSM Forrbeka Jatinangor. Selain itu, wacana untuk menjadikan Kecamatan Jatinangor menjadi sebuah kota atau kota administratif, sudah lama didengungkan. Hal itu diakui salah seorang Anggota Senat Guru Besar Unpad Bandung, Prof. Dr. Wahyudin Zarkasyi. Penilaian tersebut, diantaranya dilatar belakangi wilayah Kecamatan Jatinangor terdapat empat perguruan tinggi (PT). Masing-masing Universitas Padjdjaran (Unpad), Institut Teknologi Bandung (ITB), Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), dan Institut Koperasi Indonesia (Ikopin), dengan jumlah mahasiswa lebih dari 50.000 orang.

Menurut Wahyudin, dengan adanya 50 ribu mahasiswa di sana sangat potensial untuk mengundang para investor menanamkan investasinya. Saat ini, tanpa diundang pun investor sudah datang dengan membangun berbagai fasilitas, khususnya tempat kos-kosan.
Ia mengakui, sebenarnya pemerintah sudah lama merancang kawasan Jatinangor untuk dijadikan sebagai kota mandiri (kota pendidikan). Hal ini dibuktikan sejumlah perguruan tinggi, didorong untuk dipindahkan ke Jatinangor. Namun kenyataannya pemerintah belum siap, sehingga kondisi kawasan Jatinangor apa adanya seperti sekarang.
Wahyudin beranggapan, sebaiknya kawasan Jatinangor dikelola secara otonomi atau terpisah dari Pemkab Sumedang, agar pelayanannya lebih terfokus. Pasalnya, pelayanan pemerintahan kepada masyarakat setempat dan perguruan tinggi yang ada, terasa kurang maksimal.
“Masa’ di kawasan Jatinangor tidak ada pelayanan publik yang maksimal. Seperti tidak adanya petugas pamong praja, pemadam kebakaran, layanan rumah sakit dan sebagainya. Selama ini, pelayanan itu hanya diberikan oleh pemerintah kecamatan,” paparnya.(klik-galamedia.com)
Untuk itu kita kaji Kota Jatinangor ini :
Letak Admistratif
Nama Jatinangor sebagai nama kecamatan baru dipakai sejak tahun 2000-an. Sebelumnya, kecamatan ini bernama Cikeruh. Nama Jatinangor sendiri adalah nama blok perkebunan di kaki Gunung Manglayang yang kemudian dijadikan kompleks kampus sejumlah perguruan tinggi di sana. Dari Topografische Kaart Blaad L.XXV tahun 1908 dan Blaad H.XXV tahun 1909 yang diterbitkan oleh Topografische Dienst van Nederlands Oost Indie, telah dijumpai nama Jatinangor di tempat yang sekarang juga bernama Jatinangor. Kota Kecamatan ini terletak pada koordinat 107o 45’ 8,5” – 107o 48’ 11,0” BT dan 6o 53’ 43,3” – 6o 57’ 41,0” LS.(wikipedia).  Secara administrasi, Jatinangor yang memiliki luas wilayah 5.000 ha di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Sukasari dan Kecamatan Tanjungsari, sebelah timur dengan Kecamatan Tanjungsari dan Kecamatan Cimanggung, sebelah selatan dengan Kecamatan Rancaekek (Kabupaten Bandung), serta sebelah barat dengan Kecamatan Cileunyi (Kabupaten Bandung). Pemekaran wilayah Jatinangor menjadi Kota Jatinangor atau kota mandiri,  sangat tergantung keinginan masyarakat setempat, yang mendapat persetujuan dari dewan maupun Pemkab Sumedang. Sedangkan Perguruan Tinggi tidak bisa meminta pemekaran wilayah segera dilakukan, namun berkewajiban mendukung dengan memberikan kontribusi pembangunan di wilayah sekitar.
Geologi dan Geomorfologi
Sebagaimana daerah lain di kawasan Cekungan Bandung, iklim yang berkembang di Jatinangor adalah iklim tropis pegunungan.Titik terendah di kecamatan ini terletak di daerah Desa Cintamulya setinggi 675 m di atas permukaan laut, sedangkan titik tertingginya terletak di puncak Gunung Geulis setinggi 1.281 m di atas permukaan laut. Sungai-sungai penting di Jatinangor meliputi Cikeruh, Cibeusi, Cicaringin, Cileles, dan Cikeuyeup,  dan relatif landai.Satuan geomorfologi pedataran volkanik, di bagian selatan. Satuan geomorfologi perbukitan volkanik landai, di bagian utara. Satuan geomorfologi perbukitan volkanik terjal, di bagian timur. Dilihat dari kondisi geologi daerah ini relatif landai untuk perkembangan kotanya (RUTRK Kota Jatinangor)
Geologi
Satuan hasil gunung api muda. Berumur Kuarter, didominasi oleh batuan volkaniklastik,  tersebar di bagian utara dan tengah daerah Jatinangor. Satuan ini tersingkap baik di aliran Cikeruh.  Satuan lava gunung api muda.  Berumur Kuarter, didominasi oleh lava, merupakan batuan utama pembentuk Gunung Geulis. Satuan endapan danau.  Berumur Kuarter, didominasi oleh batuan sedimen yang merupakan sisa endapan Danau Bandung, tersebar di bagian barat daya daerah Jatinangor.
Hidrogeologi
Akuifer produktif sedang, berupa akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir, di bagian selatan. Akuifer produktif sedang, berupa akuifer dengan aliran melalui celahan dan ruang antar butir, di bagian utara. Air tanah langka atau tidak berarti, berupa akuifer bercelah atau sarang dengan produktivitas kecil atau daerah air tanah langka, di bagian timur. Analisis kondisi Hidrogeologi kota ini tidak sulit untuk mendapatkan air bersih di kota ini
Kondisi Wilayah
Saat ini Jatinangor dikenal sebagai salah satu kawasan pendidikan di Jawa Barat. Pencitraan ini merupakan dampak langsung pembangunan kampus beberapa institusi perguruan tinggi di Kota  kecamatan ini. Perguruan tinggi yang saat ini memiliki kampus di Jatinangor yaitu :
-  Universitas Padjadjaran (UNPAD) di Desa Hegarmanah dan Desa Cikeruh.
- Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Desa Cibeusi. Sebelumnya institut ini bernama Sekolah    Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN).
-  Institut Manajemen Koperasi Indonesia (IKOPIN) di Desa Cibeusi.
- Institut Teknologi Bandung (ITB) di Desa Sayang. Sebelumnya kompleks Kampus ITB Jatinangor merupakan kompleks Kampus - Universitas Winaya Mukti (UNWIM)
Seiring dengan hadirnya kampus-kampus tersebut, Jatinangor juga mengalami perkembangan fisik dan sosial yang pesat. Sebagaimana halnya yang menimpa lahan pertanian lain di Pulau Jawa, banyak lahan pertanian di Jatinangor yang berubah fungsi menjadi rumah sewa untuk mahasiswa ataupun pusat perbelanjaan.
Masalah kurangbya Pelayanan Kota Jatinanagor
Dosen Hukum Tata Ruang Universitas Parahyangan (Unpar) Asep Warlan menyebutkan, sejak awal kawasan Jatinangor memang akan dijadikan kota pendidikan. Asep Warlan menyebutkan, pertumbuhan ekonomi masyarakat menenagah berlangsung dengan pesat. Kondisi itulah yang terjadi. Namun kurang mendapat perhatian pemerintah setempat. “Kita bisa saksikan di kawasan Jatinangor pelayanan kesehatan terbatas, begitu pun dengan layanan keamanan. Tidak ada satpol PP,  pemadam kebakaran, serta layanan lainnya, dan kemacetan sering terjadi,” tuturnya. Jika diperhatikan kata dia, semua layanan ini kalah oleh layanan di kampus-kampus yang ada di kawasan Jatinangor, terutama masalah fasilitas. “Fasilitas dan layanan umum di kampus jauh lebih baik, daripada fasiltas dan layanan di kawasan Jatinangor yang selama ini dipegang oleh kecamatan,” tegasnya.
Kesimpulan
Ada beberapa Keuntungan dan Permasalahan Jika Kota Jatinangor dijadikan kota Administrati,  yaitu :
Keuntungan :
1. Kota relatif landai untuk perkembangan kota.
2. Sebagai daerah penyangga yang berbatasan langsung dengan Kotamadya Bandung.
3. Salah Satu Pusat Kota Pendidikan Perguruan di Jawa Barat.
4. Kota yang telah mempunyai fasilitas perdagangan dan jasa skala regional seperti : Hotel dan Perdagangan

Permasalahan :
1. Kurangnya fasilitas yang memadai seperti : pemadam kebakaran, pelayanan rumah sakit dan lain-lain. Apabila kota Jatinangor mau dijadikan sebagai kota otonom atau kota administratif.(Standard lingkungan Perkotaan Dep.PU)
2. Pemekaran wilayah Jatinangor menjadi Kota Administratif, sangat tergantung keinginan masyarakat setempat, yang mendapat persetujuan dari dewan maupun Pemkab Sumedang,  Pemda Jabar  dan Pemerintah Pusat.